"Selamat datang di Belajarpedia, sumber pengetahuan terpercaya untuk mengeksplorasi dunia pembelajaran secara menyeluruh."
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
PERKEMBANGAN EMOSI, SOSIAL, DAN PERILAKU ANAK TUNARUNGU
Setelah beberapa hari yang
lalu kita membahas mengenai perkembangan kognitif anak tunarungu, pada
kesempatan kali ini kita akan berbagi sedikit mengenai perkembangan emosi dan
sosial anak tunarungu. Berikut adalah pembahasannya :
A. PERKEMBANGAN EMOSI ANAK TUNARUNGU
Kekurangan akan pemahaman bahasa lisan atau tulisan seringkali
menyebabkan anak tunarungu menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan
ini sering menjadi tekanan bagi emosinya. Tekanan pada emosinya itu dapat
menghambat perkembangan pribadinya dengan menampilkan sikap menutup diri,
bertindak agresif, atau sebaliknya menampakkan kebimbangan dan keragu – raguan.
Emosi anak tunarungu
selalu bergolak di satu pihak karena kemiskinan bahasanya dan di pihak lain
karena pengaruh dari luar yang diterimanya. Anak tunarungu bila ditegur oleh
orang yang tidak dikenalnya akan tampak resah dan gelisah.
B.
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK TUNARUNGU
Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan kebersamaan
dengan orang lain. Demikian pula anak tunarungu, ia tidak terlepas dari
kebutuhan tersebut. Akan tetapi karena mereka memiliki kelainan dalam segi
fisik, biasanya akan menyebabkan suatu kelainan dalam penyesuaian diri terhadap
lingkungan. Pada umumnya lingkungan melihat sebagai seseorang yang kurang
berkarya. Dengan penilaian lingkungan yang demikian, anak tunarungu merasa
benar – benar kurang berharga. Dengan penilaian dari lingkungan yang demikian
juga memberikan pengaruh yang benar – benar besar terhadap perkembangan fungsi
sosialnya. Dengan adanya hambatan dalam perkembangan sosial ini mengakibatkan
pula pertambahan minimnya penguasaan bahasa dan kecenderungan menyendiri serta
memiliki sifat egosentris.
Faktor sosial dan budaya meliputi pengertian yang sangat luas,
yaitu lingkungan hidup di mana anak berinteraksi yaitu interaksi antara
individu dengan individu, dengan kelompok, keluarga, dan masyarakat. Untuk
kepentingan anak tunarungu, seluruh anggota keluarga, guru, dan masyarakat di
sekitarnya hendaknya berusaha mempelajari dan memahami keadaan mereka karena hal
tersebut dapat menghambat perkembangan kepribadian yang negatif pada diri anak
tunarungu.
Kita harus berhati – hati jika ada pendapat bahwa ketunaan
seperti tunarungu biasanya mengakibatkan kelainan dalam penyesuaian diri
terhadap lingkungannya. Kalaupun terjadi, hal itu bukanlah sebagai akibat dari
kelainannya itu semata. Sebab kelainan fisik hanyalah merupakan variabel dalam
kelainan psikologis. Jadi bukanlah reaksi langsung, melainkan hanya akibat
reaksi anak dan lingkungannya tidak memahami keadaaan.
Anak tunarungu banyak dihinggapi kecemasan karena menghadapi
lingkungan yang beraneka ragam komunikasinya, hal seperti ini akan
membingungkan anak tunarungu. Anak tunarungu sering mengalami berbagai konflik,
kebingungan, dan ketakutan karena ia sebenarnya hidup dalam lingkungan yang
bermacam – macam.
Sudah menjadi kejelasan bagi kita bahwa hubungan sosial banyak
ditentukan oleh komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Kesulitan
komunikasi tidak bisa dihindari. Namun bagi anak tunarungu tidaklah demikian
karena anak ini mengalami hambatan dalam berbicara. Kemiskinan bahasa membuat
dia tidak mampu terlibat secara baik dalam situasi sosialnya. Sebaliknya, orang
lain akan sulit memahami perasaan dan pikirannya.
C. PERKEMBANGAN PERILAKU
ANAK TUNARUNGU
Kepribadian pada dasarnya
merupakan keseluruhan sifat dan sikap pada seseorang yang menentukan cara –
cara yang unik dalam penyesuaiannya dengan lingkungan. Oleh karena itu banyak
ahli berpendapat perlu diperhatikannya masalah penyesuaian seseorang agar kita
mengetahui bagaimana kepribadiaanya. Demikian pula anak tunarungu, untuk
mengetahui kepribadiannya, perlu kita perhatikan bagaimana penyesuaian diri
mereka.
Perkembangan kepribadian
banyak ditentukan oleh hubungan antara anak dan orang tua terutama ibunya. Lebih
– lebih pada masa awal perkembangannya. Perkembangan kepribadian terjadi dalam
pergaulan atau perluasan pengalaman pada umumnya dan diarahkan pada faktor anak
sendiri. Pertemuan antara faktor – faktor dalam diri anak tunarungu, yaitu
ketidakmampuan menerima ransangan pendengaran, kemiskinan berbahasa,
ketidaktetapan emosi, dan keterbatasan intelegensi dihubungkan dengan sikap
lingkungan terhadapnya menghambat perkembangan kepribadiannya.
Sumber : Soemantri,
Sutjihati.2006.Psikologi Anak Luar Biasa.Jakarta : Refika Aditama
sangat bermanfaat :)
BalasHapusterima kasih...
BalasHapussemoga bisa semakin menambah pengetahuan...:)